CIPUTAT (Inmas_Tangsel) – Permasalahan pendidikan di Indonesia adalah terus terjebak dalam sistem pembelajaran yang hanya mementingkan kuantitas dan angka-angka belaka, sehingga melupakan esensi pendidikan yang sesungguhnya yaitu bagaimana mempersiapkan generasi yang memiliki ketangguhan, di mana perubahan sangat cepat dan tidak terprediksi.

Kunci kesuksesan pendidikan lebih ditentukan oleh guru. Ada tiga kategori guru, yaitu guru pendidik, guru pengajar, dan guru pencari nafkah. Harapannya para guru sadar bahwa ia adalah guru pendidik yang menentukan wajah Indonesia di masa depan.

Demikian dikatakan Kepala Kantor Kemenag Tangsel dalam sambutannya pada acara Workshop Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Rabu (22/01/2020) yang dilaksanakan di aula Blandongan Pemkot Tangsel.

Acara pembukaan dihadiri oleh Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie, Direktur BSD Syukur Lawigena, Muhammad Nur Rizal dan Novi Chandra, Kasi Penmad Kemenag Tangsel, Suhardi, para pengawas, serta Kepala dan guru madrasah.

Lebih lanjut Kepala Kantor mengatakan tujuan diadakannnya workshop tersebut adalah terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan, sehingga terwujud produktivitas pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas dan bakat siswa.

“Tujuan Workshop GSM ini juga untuk mendiseminasikan konsep GSM serta memberikan wawasan dan pemahaman terhadap pemangku kepentingan yang terlibat dalam pembelajaran di sekolah terkait dengan konsep GSM sebagai salah satu upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas,” terangnya.

Menurutnya sangat penting merubah pola pikir untuk memajukan pendidikan zaman now.

“Sekarang semua orang sudah bisa mengakses informasi secara mudah dan interaktif, sehingga siapa saja yang tidak mau berubah, dia akan punah,” tegasnya.

Sementara itu, Kasi Penmad, Suhardi mengatakan sekolah harus merubah fungsi dari institusi yang hanya mentransfer pengetahuan menjadi rumah kedua yang menciptakan ekosistem baru untuk penumbuhan karakter dan kompetensi yang dibutuhkan.

“Inovasi pendidikan yang ditawarkan oleh GSM yang pertama adalah sistem pengembangan profesionalitas guru lebih inovatif. Sedangkan yang kedua adalah pengelolaan sekolah yang efektif dan dirasa nyaman dan menyenangkan”, jelasnya.

Tujuan kedua sistem tersebut adalah melatih guru agar dapat mendidik siswanya memiliki keterampilan berpikir, bukan apa materi yang dipikirkan.

“Sehingga orientasi belajarnya tidak hanya untuk meraih nilai akademik hafalan tinggi, namun berubah untuk mengembangkan siswa yang cerdas, beretos kerja tinggi, bermoral, dan peduli lingkungan sosialnya,” katanya.

Worksop GSM ini diselenggarakan oleh Kemenag Tangsel bekerja sama dengan PT. Sinar Mas Land BSD. Kerjasama tersebut telah berjalan sejak tahun 2019 lalu. Workshop kali ini diikuti oleh 150 peserta dari unsur guru madrasah, Kepala MI dan MTs yang digelar selama empat hari pada tanggal 21-24 Januari 2020.

Lewat workshop ini diharapkan para guru semakin memahami konsep GSM, bahwa mengajar tidak hanya soal ilmu pengetahuan tetapi juga harus mengajar dengan hati.

.